Begini Kondisi Otak Remaja yang Kecanduan Game Internet

,

Baca Juga :

Jakarta - Seperti kita ketahui bersama, internet gaming kini telah menjadi candu bagi banyak remaja hingga orang dewasa.

Bagi remaja dengan gangguan internet gaming, dapat terlihat banyak gejala seperti kecanduan lainnya, seperti kurangnya kontrol atas waktu dan uang yang dihabiskan untuk
game, jarak dari keluarga atau teman-teman, atau sekolah yang terabaikan.

Dan, seperti kecanduan lainnya, otak mereka juga mungkin terlihat berbeda. Setidaknya itulah yang diungkap sebuah studi baru dalam jurnal Addiction Biology, yang dikutip dari Popular Science , Jumat (1/1/2016).

Remaja yang kecanduan game tampaknya memiliki hubungan yang lebih kuat antara beberapa bagian otak yang berbeda.

Dan sementara itu tidak selalu hal yang buruk untuk fungsi otak, itu juga dapat menyebabkan kemungkinan yang lebih besar dari gangguan kejiwaan secara bersamaan.

Dalam studi tersebut, para peneliti mengambil tindakan pemindaian fMRI terhadap otak 78 remaja laki-laki yang didiagnosis mengidap gangguan internet gaming, dan 73 subjek lainnya tanpa kondisi apa pun.

Kemudian mereka membandingkan hubungan antara 25 area yang berbeda dari otak di subjek yang kecanduan dibandingkan dengan kontrolnya.

Ternyata, remaja dengan kecanduan internet gaming memiliki koneksi yang lebih kuat antara beberapa area berbeda dari otaknya.

Beberapa di antaranya dapat meningkatkan kinerja kognitif.
Misalnya, hubungan yang lebih kuat antara dorsal anterior cingulate cortex dan insulae bilateral memungkinkan subyek untuk bereaksi lebih cepat terhadap peristiwa penting, seperti serangan dalam video game, misalnya.
"Hyperconnectivity (keterhubungan lebih) antara jaringan otak ini dapat menyebabkan kemampuan lebih kuat untuk mengarahkan perhatian ke arah target dan untuk mengenali informasi baru di lingkungan.

Perubahan tersebut pada dasarnya bisa membantu seseorang untuk berpikir lebih efisien," terang penulis studi ini, Jeffrey Anderson.

Akan tetapi ada hal lain yang mengganggu para peneliti. Sebuah hubungan yang kuat antara dorsolateral prefrontal cortex dan temporoparietal junction diduga membatasi kontrol impuls seseorang dan dapat ditemukan pada pasien dengan Down Syndrome, skizofrenia, dan autisme.

Hubungan semacam ini dapat membuat seseorang lebih mudah terganggu. Ini memperkuat temuan sebelumnya bahwa pasien dengan gangguan internet gaming, memiliki frekuensi lebih tinggi daripada gangguan neurologis lain seperti ADHD.

Studi ini memberikan titik terang untuk penelitian masa depan dalam kajian ilmu saraf terkait kecanduan internet gaming .
Namun perlu dicatat, studi ini tidak termasuk perempuan, jadi sulit untuk membuat generalisasi luas tentang otak dari semua pasien dengan kecanduan internet gaming.

Sebab pecandu game perempuan juga memiliki gangguan mood lainnya yang lebih sering daripada pecandu game laki-laki.

Sementara para peneliti mengajukan hipotesis bahwa bermain game mungkin telah memperkuat hubungan saraf ini dari waktu ke waktu, juga ada kemungkinan bahwa orang-orang dengan koneksi otak seperti ini hanya tertarik pada video game.

Ke depannya, para peneliti berencana untuk menilai bagaimana hubungan saraf mempengaruhi kinerja kognitif subjek.

No comments