Seks yang penetrasinya dilakukan lewat anus, atau disebut seks anal, menjadi gaya berhubungan intim bagi sebagian pasangan. Kadang gaya ini dilakukan dengan alasan untuk mencoba hal baru agar tidak membosankan.
.
Namun ada berbagai risiko kesehatan yang mengancam pelakunya baik yang melakukan penetrasi atau pun penerima penetrasi.
.
Dikutip laman Okezone, anal seks dianggap tidak wajar dari sisi agama dan kesehatan. Pelakunya dimungkinkan mengalami perdarahan di lubang anus wanita dan lecet pada organ intim pria.
.
Adanya luka ini juga menjadi jalan mudah bagi bakeri dan bibit penyakit lainnya untuk menginfeksi.
.
Oleh sebab itu para pelaku seks anal kerap ditemui lebih berisiko terkena penyakit menular seksual sama seperti halnya melakukan kegiatan seks berisiko lainya.
.
Perlu dipahami, struktur pada dubur tidak sama seperti area vagina. Dubur memiliki selaput yang lebih tipis dan mudah terkoyak jika dimasuki benda tumpul.
.
Oleh sebab itu, wanita yang mendapatkan penetrasi di anus sangat berisiko pula mengalami penurunan elastisitas otot di area itu.
.
Dalam keadaan parah dimungkinkan tidak mampu lagi menahan keluarnya tinjanya. Tinja akan keluar dengan sendirinya.
.
Anal seks lebh sering dilakukan oleh kaum homoseksual seperti gay. Penularan penyakit seksual dari perbuatan ini cukup tinggi.
.
Dalam sebuah studi disebutkan bahwa penyakit menular seksual seperti HIV/AIDS lebih tinggi risikonya pada orang-orang gay yang melakukan hubungan seks lewat dubur. Selain itu dari sisi agama, seks anal adalah terlarang.
.
(Source : Sidomi)
No comments
Post a Comment